Dari Sebuah Masa (1) – Cerita Topi Bambu

Old Peranakan Mansion in Tangerang and the owner
Owy Kwie Oeng didepan kediamannya di Tangerang

Tulisan oleh : Dharmawan.

Ia tidak ingat berapa umurnya. Mungkin lebih dari 70 tahun. Pendengarannya kian berkurang. Oey Kwie Oeng, dulunya mengelola pabrik topi bambu, sebuah industri rumah khas “cina benteng” Tangerang. Pabrik itu tutup sejak 1984. Kalah bersaing dengan topi laken. Pegawainya lebih senang bekerja di pabrik lain.

“Padahal dulu saya jual sampai ke Medan, Surabaya, dan kota-kota di Kalimantan.”

Dia masih tinggal di rumah itu juga: tua, besar, berdiri di atas tanah 3.400m2. Pintu depannya masih sama, mungkin ketika ia kecil: ditutup dengan palang dari dalam. Belum lama, isterinya meninggal dunia. Ia ingin segera menjual rumahnya,

“Saya sudah tua, mau apa lagi?”

4 comments

  1. yang tak mampu bersaing dengan masa akan tergilas.. itu hukum rimba di dunia kita saat ini. namun sesungguhnya kalau masih cukup kepedulian dari sesama, semestinya semua dunia ini hanya terici oleh cinta dan kasih sayang…. salam

  2. saya suka sekali dengan foto ini, kebetulan saya sedang membantu teman yg sedang mealkukan thesis ttg rumah dan interior cina peranakan kalau tidak keberatan boleh saya minta ancer2 menuju perkampungan cina benteng yang masih memiliki rumah dan interior yang orisinil seperti pada foto ini.

    saya mencoba mencari perkampungan tsb tapi belum berhasil menemukan detailnya.

    terimakasih

  3. Mas Dipo, bolehkah kami tahu di mana rumah Pak Oey? Kami sedang ingin mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi mengenai topi bambu. Kalau tidak keberatan, Mas Dipo bisa mengirim alamatnya ke email kami. Terimakasih.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s