Bell

Bell anjing yang setia
Cyssco Potato Von Pinnacle (Bell)
10 Jan 2000 – 26 Juli 2011

Di halaman ada lengkuas, jahe, kunyit, dan dulu ada sereh. Tapi rumpun sereh sudah 10 tahun lebih tidak ada, sejak Bell datang ke rumah

Bell suka buah-buahan. Ia suka jeruk kingkit, bisa memilih yang masak dan mengambil dari pohon, tapi paling suka sereh. Rumpun sereh selalu habis dicabuti, meski sudah dimarahi berkali-kali. Pak Soleh,  tukang kebun, sampai kapok menanam sereh lagi.

bassett labrador
Bell dan Oscar.

Bell, seekor Bassett Hound,  dibawa adik saya yang bungsu ke rumah. Pemberian temannya yang sedang hamil dan takut  Bell membawa penyakit. Almarhum ayah yang mengurusnya, dan Bell selalu tidur di depan pintu kamarnya, baru  beranjak setelah ayah bangun.

labrador-bassett
Oscar (L) and Bell (R)

Waktu ayah sakit, beliau harus memakai kursi roda. Saya yang mengurus Bell. Tapi dia tetap tidur di tempat yang sama dan baru beranjak kalau ayah bangun.

Bell selalu menemani saya bekerja. Kalau saya belum pulang,  dia  setia menunggu di halaman, sambil sesekali mengejar tikus yang lewat.

Waktu berjalan. Ayah sudah tiada. Bell semakin tua. Penglihatannya menurun, ada katarak dimatanya. Tapi tetap semangat  mengejar tikus, meski sering jatuh tersandung. Masih setia tidur di pintu  kamar ayah. Selalu rajin  menemani kerja, atau menunggu dihalaman kalau saya belum pulang. Entah kenapa, Bell selalu melolong panjang tiap saya pulang. Mungkin mengomel karena ditinggal pergi.

Sudah dua minggu Bell sakit. Tidak mau makan, semakin hari semakin lemah. Harus berusaha beberapa kali untuk bisa berdiri. Tapi Bell tetap menunggu saya pulang, meski kini hanya diteras. Dia akan berdiri perlahan, jalan menyambut dengan kaki gemetar.

Minggu lalu saya pergi ke reuni teman SMP, bertemu teman-teman lama. Waktu pulang Bell tiduran di teras. Melihat saya didepan pagar, Bell berdiri, berjalan beberapa langkah dan jatuh. Tapi setelah beberapa kali mencoba, dia bisa berdiri lagi dan melolong seperti biasa waktu saya sampai di teras.

Pagi ini Bell tidak bisa berdiri.  Tidak mau makan atau  minum dari kemarin.  Terbaring  gelisah di teras, kadang menyalak dan melolong. Dia baru tenang kalau saya ada disebelahnya. Kalau biasanya Bell menemani saya, siang itu saya yang menemani dia. Buat yang terakhir kalinya.

Sore itu pak Soleh sudah selesai menggali lubang. Kain alas tidur Bell saya taruh didalamnya. Lalu Bell saya baringkan diatasnya. Tidak lupa bola tennis kesayanganya, saya taruh dekat moncongnya. Di tempat yang baru pasti banyak yang mau bermain dengan Bell.

Sore tadi pak Soleh membawa serumpun sereh. Buat Bell. Ditanam diantara pohon lili dan kana.

Malam ini saya bekerja sendiri. Tidak ada Bell di bawah kursi.

anjing yang setia
Bell , umur 6 tahun

basset hound

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s