Aroma adalah sebuah toko kopi tua legendaris di Bandung. Saat ini mungkin toko kopi Aroma satu2nya yang masih melakukan “aging“, kopi mentah disimpan dulu sebelum dipanggang. Proses ini akan menurunkan keasaman, dan memberikan rasa yang khas. Di kopi Aroma, kopi Arabika akan disimpan selama 8 tahun, sedangkan Robusta disimpan selama 5 tahun, Menurut Widya Pratama, pemilik generasi 2, metode ini dulu juga dipakai oleh toko kopi Tek Soon Hoo di Jakarta. Karena proses ini sangat tidak ekonomis dan memakan waktu lama, mungkin sekarang hanya Aroma yang masih memproduksinya.
Tampak luar toko kopi legendaris ini sangat sederhana. Seorang teman saya malah sempat terlewat beberapa kali. Dari jendela terlihat timbangan merek Berkel, yang dijual oleh Borsumij, perusahaan dagang besar yang sampai sekarang masih bertahan.
Tampilan toko kopi Aroma tidak banyak berubah dari pertama kali dibuka. Gilingan kopi, timbangan bahkan pemanggang kopi masih sama, dan semua masih berfungsi.

Setiap hari toko ini selalu sibuk. Ada bermacam kopi dari berbagai daerah di Indonesia, baik jenis Robusta atau Arabika. Selain kopi racikan mereka sendiri, toko ini juga menjual biji kopi murni dari Toraja, Aceh Gayo dan Jawa.
Pelanggannya dari berbagai kalangan. Beberapa pasangan lanjut usia yang saya temui sudah meminum kopi ini sejak muda. Mereka juga memiliki pelanggan setia di luar negeri.

Rasa khas kopi Aroma disebabkan prosesnya yang unik. Metode yang dipakai tidak berubah sejak pertama kali didirikan. Masih memakai mesin yang sama, bahan bakar (kayu karet) yang sama, dan proses yang sama.

Pertama biji kopi akan dijemur. Setelah kering lalu disimpan sampai selama 8 tahun. Biji kopi lalu dipanggang dengan “roaster”, alat pemanggang kopi yang diimport dari Eropa tahun 1930. Bahan bakarnya kayu karet. Temperatur roaster ini tidak sepanas roaster modern, sehingga waktu roastingnya juga jauh lebih lama. Jika mesin modern perlu 10-30 menit, alat ini perlu 2 jam lebih untuk memroses biji kopi sebanyak 3 kaleng minyak tanah.
Temperatur rendah dan asap kayu karet menghasilkan rasa kopi yang berbeda dengan kopi hasil proses modern.
Bagaimana kalau alat ini rusak ? Tidak perlu khawatir, Widya masih punya 1 set alat ini yang dibeli tahun 1930an, kondisinya masih baru, belum pernah dipakai.

Setelah 2 jam, biji kopi selesai dipanggang. Para pekerja langsung sibuk. Meski telah dikeluarkan dari roaster, biji kopi masih panas dan proses pemanggangan masih berlangsung. Karena itu biji kopi harus segera didinginkan dengan pengaduk kayu.

Alamat :
Jl Banceuy No 51, Bandung, Indonesia
Telp. 022-4230473
Foto dimuat di Martha Stewart Living Indonesia edisi Februari 2013