Jalan jalan ke Laos : Vientiane, Phonsavan dan Luang Prabang

pemuda di lorong luang prabang laos
“Hi, I’m mister Villasith. I’m a motorcycle mechanic, try some lao-lao”. Villasith didepan rumah keluarganya, dengan botol plastik berisi lao-lao, ditambah cemilan kedele dan kacang teri goreng. Meski sudah menjadi kota tujuan wisata yang ramai, Luang Prabang tetap sebuah kota kecil. Dibalik deretan hotel dan pertokoan banyak gang kecil yang jarang dilewati turis. Disini penduduk lokal tinggal. Sore hari mereka akan yang duduk2 diluar rumah. Suasana kota kecil masih terasa sekali. Sambil duduk2 kaum prianya biasanya minum lao-lao, whisky lokal yang keras sekali, entah berapa persen kandungan alkoholnya. 2 sloki sudah bikin jalan agak goyang.

Visa

Tidak perlu visa untuk WNI.  Yang harus diketahui : semua penerbangan, termasuk penerbangan domestik, HARUS melalui imigrasi saat berangkat dan mendarat ! Di bandara Phonsavan, kantor imigrasinya disamping pintu keluar, jadi gampang terlewat. Kami sudah sampai dilapangan parkir, sebelum diberitahu sopir taxi kalau harus ke imigrasi dulu.

pohon di air terjun kuang si luang prabang laos
Siang hari bolong di air terjun Kuang Si. Selain air terjun, disana juga ada tempat penampungan beruang.

Cuaca

Cuaca Laos amat sangat panas. (Saya kesana bulan Mei, di awal musim hujan). Vientiane paling panas, Phonsavan dan Luang Prabang agak sejuk. Biarpun relatif sejuk, di Luang Prabang saya selalu kembali ke hotel saat tengah hari karena tidak tahan panasnya.

Penginapan

Pilih kamar dengan AC. Saya pernah mencoba kamar non AC di Vientiane, hasilnya semalaman tidak bisa tidur.

upacara sembahyang di kuil buddha luang prabang
Upacara sembahyang sore di Vat Xieng Thong, kuil ditepi sungi Mekong di Luang Prabang. Dibangun tahun 1559-1560. Kuil ini agak lain, karena kita harus beli karcis masuk.

Transport

Di bandara ada berapa taxi (biasanya mobil van Hyundai) tanpa argo, tapi lebih banyak dan murah memakai tuk-tuk. Tuk-tuk Laos lain dengan Thailand. Ada 3 macam tuk-tuk. Yang paling kecil beroda 3, rodanya seperti roda mainan plastik, lalu ada yang seukuran bajaj, yang paling besar pickup seukuran Suzuki Carry. Semuanya disebut tuk-tuk. Sepertinya semua kendaraan yang penumpangnya duduk di belakang, catnya warna-warni dan ada besi-besi melengkung disebut tuk-tuk.

sungai mekong vientiane laos
Suasana sore di tepi sungai Mekong di Vientiane.

Kota2 di Laos kecil2, buat dalam kota harganya sekitar 10,000-20,000 kip per orang. Pilihan lain adalah menyewa harian sepeda atau sepeda motor.

Kita juga bisa menyewa perahu. Di Luang Prabang untuk untuk 1 jam perjalanan berputar2 sungai Mekong mereka meminta 150,000 kip, tapi setelah tawar menawar turun ke 60,000 kip.

Untuk perjalanan darat, banyak yang menyarankan memakai “sleeper bus”, bis dengan tempat tidur. Menurut beberapa orang yang saya temui, “sleeper bus” jauh lebih nyaman dari yang mereka sebut “luxury van”.

Saya mencoba van yang konon lux ini dari Phonsavan ke Luang Prabang. Perjalanan sekitar 8 jam. Sampai di terminal ada beberapa van menunggu. Semua van itu ada ber AC, tapi AC tidak selalu dinyalakan, entah kenapa. Satu van isinya penduduk lokal. Karena kepanasan, beberapa dari mereka duduk santai tanpa baju. Untung van yang saya pakai penumpangnya kebanyakan turis, jadi semuanya berpakaian lengkap.

Meski hanya 8 jam, perjalanan ini terasa sangat melelahkan (:)), banyak tikungan sehingga badan dibanting kiri-kanan. Berhenti pertama untuk makan, kemudian ada perhentian kedua untuk pipis. Perhentian kedua ini ditempat sepi, jadi harus mencari semak2 dulu.

sungai mekong di derah pak ou
Di daerah Pak Ou ada 2 gua suci ditebing sungai Mekong. Isinya patung Buddha kecil2 persembahan penduduk. Bisa dicapai dengan perahu atau melalui darat. Konon perjalanan dengan perahu lebih berkesan, karena pemandangannya lebih bagus.

Makanan

Harga makanan relatif murah. Baguette pinggir jalan harganya 3,000 kip, rasanya sama tidak enaknya dengan baguette yang dijual Carefour sini. Roti yang lebih enak bisa dibeli di Scandinavian Bakery, di Luang Prabang saya selalu sarapan disini. Kopi dan roti sekitar 20,000-30,000 kip. (Mereka juga punya cabang di Vientiane)

Makanan Laos disana mirip dengan Thailand dan Vietnam, tapi bumbunya tidak sekuat Thailand. Yang paling banyak namanya fer, sejenis mie putih berkuah bening dan daging, bisa pilih sapi atau babi. Mie ini dimakan dengan lalap. Mereka sangat suka bumbu, dimeja pasti ada cabe rawit, terasi, kecap, cuka, jeruk nipis dan 5 atau 6 macam saus.

Di Vientiane dan Luang Prabang, banyak restoran masakan Barat, kebanyakan masakan Perancis.

 

3 comments

    • Kalau van berangkat pagi dari terminal bis Phonsanan. Sehari sebelumnya baiknya datang ke terminal atau minta orang hotel atur penjemputan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s